Tentang Kami

Di banyak daerah pesisir dan pedesaan penghasil kelapa, sabut kelapa selama bertahun-tahun hanya dianggap sebagai limbah.
Setelah diambil daging buah dan airnya, batok dan sabut kerap dibuang begitu saja. Sebagian kecil dimanfaatkan sebagai bahan bakar tungku atau pengisi kasur tradisional, namun sebagian besar berakhir menumpuk di lahan, menggunung di tempat pengupasan kelapa, bahkan dibakar di pinggir jalan atau kebun.

Asap hasil pembakaran itu tidak hanya mengganggu kesehatan, tapi juga mencemari udara dan meninggalkan bau menyengat.
Padahal di balik tumpukan “sampah” itu, tersimpan potensi besar: serat-serat kuat dan bahan organik yang bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi—mulai dari sikat, tali, matras, media tanam, hingga bahan baku industri.

Melihat kenyataan tersebut, muncul tekad untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap sabut kelapa.
Kami percaya bahwa yang selama ini dianggap sebagai limbah, bisa menjadi sumber penghasilan dan solusi ramah lingkungan.

Bermodalkan riset kecil-kecilan, peralatan sederhana, dan kemauan untuk belajar, dimulailah proses percobaan mengolah sabut kelapa menjadi berbagai produk. Dari hasil uji coba itu, terlihat jelas bahwa pemanfaatan limbah ini tidak hanya mengurangi polusi, tetapi juga membuka peluang usaha, memberdayakan petani, dan menciptakan lapangan kerja baru.

Dari kesadaran dan semangat itulah, PT. Sepet Nusantara resmi berdiri—sebagai wujud komitmen untuk mengolah limbah sabut kelapa menjadi produk bermanfaat dan bernilai ekspor, sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada lingkungan.